Kamis, 19 Agustus 2010

Tiga Hari Bersama Penghuni Surga

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad dan An-Nasa'i, Anas bin Malik bercerita tentang kejadian bersama Rasulullah SAW.

Anas bercerita, "Pada suatu hari kami duduk bersama Rasulullah SAW, kemudian beliau bersabda, 'Sebentar lagi akan muncul di hadapan kalian seorang laki-laki penghuni surga.' Tiba-tiba muncullah laki-laki Anshar yang janggutnya basah dengan air wudhunya. Dia mengikat sandalnya pada tangan sebelah kiri."

Esok harinya, Rasulullah SAW berkata begitu juga, "Akan datang seorang lelaki penghuni surga." Dan muncullah laki-laki yang sama. Begitulah, nabi mengulang sampai tiga kali.

Ketika majlis Rasulullah selesai, Abdullah bin Amr bin Ash ra. mencoba mengikuti seorang laki-laki yang disebut oleh nabi sebagai penghuni surga ini. Kemudian dia berkata kepadanya, "Saya ini bertengkar dengan ayah saya, dan saya berjanji pada ayah saya bahwa selama tiga hari saya tidak akan pulang ke rumah menemuinya. Maukah kamu memberi tempat pondokan buat saya selama hari-hari itu?"

Abdullah mengikuti orang itu ke rumahnya, dan tidurlah ia di rumah orang itu selama tiga malam. Selama itu Abdullah ingin menyaksikan ibadah apa gerangan yang dilakukan orang itu yang disebut Rasulullah sebagai penghuni surga. Tetapi selama tiga hari itu pula dia tidak menyaksikan sesuatu yang istimewa di dalam ibadahnya.

Kata Abdullah, "Setelah tiga hari aku tidak melihat amalannya sampai-sampai aku meremehkan amalannya, lalu aku berkata, 'Hai hamba Allah, sebenarnya aku tidak sedang bertengkar dengan ayahku, dan tidak juga aku menjauhinya. Tetapi aku mendengar Rasulullah SAW berkata tentang dirimu sampai tiga kali. "Akan datang seorang darimu sebagai penghuni surga." Aku ingin memperhatikan amalanmu supaya aku dapat menirunya. Mudah-mudahan dengan amal yang sama aku mencapai kedudukanmu."

Lalu laki-laki itu berkata, "Yang aku amalkan tidak lebih dari yang kau saksikan." Ketika aku mau berpaling, kata Abdullah, lelaki itu memanggil lagi, kemudian berkata, "Demi Allah, amalku tidak lebih dari yang engkau saksikan itu. Hanya saja aku tidak pernah menyimpan pada diriku niat yang buruk terhadap kaum Muslim, dan aku tak pernah menyimpan rasa dengki kepada mereka atas kebaikan yang diberikan Allah pada mereka."

Lalu Abdullah berkata, "Begini bersih hatimu dari perasaan jelek terhadap kaum Muslim, dan alangkah bersih hatimu dari perasaan dengki. Inilah tampaknya yang menyebabkan engkau sampai ke tingkat yang terpuji itu. Inilah justru yang tidak pernah bisa kami lakukan."

Rabu, 04 Agustus 2010

Ajak si Kecil Sambut Ramadan

SEMANGAT menyambut bulan Ramadan sebaiknya ditularkan pada anak sejak dini.Bila sudah mampu, mungkin Anda bisa mulai mengajaknya puasa di bulan suci tahun ini.

Bulan Ramadan sebentar lagi tiba. Dalam hitungan hari kita akan memasuki bulan penuh berkah. Umumnya, terjadi beberapa perbedaan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari.Dan keadaan itu juga bakal dirasakan oleh anak-anak. Seperti berpuasa, salat tarawih, dan lebih banyak kegiatan agama lainnya. Agar anak tidak kaget dengan kebiasaan tersebut,sosialisasikan soal bulan Ramadan mulai sekarang.


Di saat anak belum mendapatkan pendidikan sebelum memasuki masa sekolahnya, saat itulah peranan orang tua menanamkan kehidupan sosial, moral, termasuk penanaman nilai-nilai agama.Mendidik anak untuk mendapatkan pengajaran tentang agama memang wajib dilakukan,sama halnya dengan salat, puasa pun diwaji-bkan bagi mereka yang mampu.

Psikolog Keluarga dari Kasandra & Associates,Kasandra Putranto MPsi menuturkan bahwa menanamkan norma agama pada anak memang sebaiknya dilakukan sejak dini dan sebaiknya dilakukan dengan cara-cara menyenangkan dan ingat, tanpa ada paksaan. ”Untuk mengenalkan ajaran agama memang sebaiknya dilakukan dengan cara menyenangkan.

Sama halnya pada saat mengajarkan puasa,” tuturnya saat dihubungi oleh SI. Kasandra menyarankan agar mengajarkan puasa kepada anak dilakukan dengan cara perlahan dan bertahap. Dimulai dari mengenalkan bahwa puasa itu adalah hukumnya wajib bagi yang sudah balig. Dan di umur anak sudah mulai bisa diajarkan berpuasa,maka kenalkanlah puasa dalam arti menahan lapar dan haus untuk waktu beberapa jam. Umumnya, pada usia lima tahun anak sudah mampu berpuasa hingga siang hari. Dikatakan oleh psikolog keluarga dari Universitas Indonesia, Sani B Hermawan Psi, bahwa mengajarkan dan mengenalkan anak pada bulan Ramadan bisa dilakukan setelah anak bisa berdialog dua arah. Misalnya usia 2 sampai 3 tahun.

“Kenalkan istilah Ramadan, Lebaran, bermaaf-maafan, sahur, dan lainnya,walaupun maknanya sendiri anak belum jelas. Tetapi paling tidak, dia mengenal atau familier dengan istilah tersebut,” tuturnya. Mengenalkan puasa bisa dilakukan dengan cara yang mudah, misalnya “Ayo dik, temenin Bunda buka puasa. Ini kan bulan Ramadan, jadi Bunda harus berpuasa”. Atau “Adik,Mama mau masak spesial buat buka puasa nanti, kamu mau mama masakin apa? Kamu mau kan ikutan puasa bareng semua keluarga.” Dialog-dialog seperti itulah yang mudah dikenalkan pada anak dan membuat anak mengerti arti Ramadan.

“Yang terpenting kita membuat sesuatu yang ’berbeda’ dibanding bulan sebelumnya,”tutur psikolog yang berpraktik di Kemang Timur 11 no 9 B ini. Sani mencontohkan, saat memasuki bulan suci, orang tua bisa membuat ucapan yang ditempel di pintu dengan kata ”selamat memasuki bulan suci Ramadan”. Hal ini bisa dilanjutkan untuk membahas makna puasa, kewajiban umat Islam,dan lainnya. Mengenalkan bulan Ramadan, bisa juga dilakukan dengan menceritakan cerita-cerita Islam yang terkandung makna Ramadan, seperti cerita nabi Muhammad saat menjalani bulan Ramadan yang diisi dengan kegiatan keagamaan. Untuk itu,katakan juga kepada anak bahwa kegiatan di bulan Ramadan bisa diisi dengan hal-hal yang tidak terlampau melelahkan agar latihan puasanya berhasil.

Contohnya kegiatan melukis, melipat, membaca, ataupun membuat kue sederhana. “Selain itu, yang utama juga anak diajarkan kebiasaan orang berpuasa, seperti bangun pada waktu sahur dan ikut berbuka puasa.Kalau anak sudah kuat,bisa dimulai dengan puasa setengah hari,”ungkapnya. Jangan lupa untuk menjelaskan kepada anak manfaat melakukan puasa.

Di antaranya dengan menjelaskan bahwa dengan puasa, maka anak jadi lebih bersyukur akan nikmat yang ada selama ini. Bahwa salah satu tujuan puasa ialah pengendalian diri.Orang tua atau guru di sekolah bisa mengajarkan pengendalian diri pada saat puasa,seperti makan,minum, dan amarah. Hal itu bisa saja dilakukan agar anak pun lebih bisa mengontrol emosi. Selain itu, buat anak yang berhasil berpuasa, ada kebahagiaan dan kepuasan bahwa dia bisa mencapai suatu prestasi tertentu. Jika anak tidak mau menuruti perintah orang tua untuk berpuasa, jangan pernah memarahi anak.

Yang harus dilakukan, orang tua harus terus memberi motivasi bahwa anak bisa melakukannya, misalnya dengan puasa bertahap dari buka jam 9,12,2,4,hingga jam 6 sore sampai waktunya berbuka tiba. Agar puasa lebih menyenangkan, jangan lupa buat kegiatan yang mengasyikkan agar anak bisa mengalihkan perhatian dan terlupa bahwa dia sedang berpuasa. “Jangan lupa beri reward sederhana, namun berarti agar terjadi penguatan perilaku, misalnya membeli masak-masakan yang bisa digunakan untuk ngabuburit,” pesan Sani.

(inggrid namirazswara)

Alasan Tak Kunjung Mendapat Kerja

ANDA selalu memperbaharui CV Anda.Hampir tiap hari surat lamaran dikirimkan.Anda pun sudah menggunakan networkuntuk mencari pekerjaan.Namun,Anda masih belum mendapat pekerjaan.Apa yang salah? 


Bisa jadi, jawabnya tak jauh dari diri Anda sendiri. Maksudnya,Andalah pangkal mengapa Anda tak kunjung mendapat pekerjaan. Menurut survei yang diadakan CareerBuilder di tahun 2009,sebanyak 47% wakil perusahaan mengatakan bahwa mencari karyawan yang sesuai harapan benar-benar sangat sulit. Kriteria yang umumnya mereka harapkan dari seorang karyawan, di antaranya multitasking, berinisiatif, dan mampu memecahkan masalah dengan kreatif. Selain alasan tersebut, ada lagi beberapa hal yang umumnya membuat perusahaan menolak mempekerjakan seorang calon karyawan. Berikut di antaranya.

1. Berbohong

Berbohong atau melebih-lebihkan isi CV Anda tak akan ada gunanya. Cepat atau lambat perusahaan akan mengetahuinya. Dalam survei yang dilakukan pada 2008,sebanyak 49% manajer perusahaan mengetahui bahwa para pelamar berbohong di surat lamaran mereka. Daripada berbohong, lebih baik Anda fokus pada kekuatan yang dimiliki.

2. Berbicara buruk tentang masa lalu

Dalam survei tahun 2009,44% wakil perusahaan menegaskan bahwa pelamar yang mengatakan hal buruk tentang tempat kerja atau atasannya cenderung tidak disukai dan tidak akan direkrut di perusahaan yang dilamarnya. Jika Anda memang tak nyaman dengan lingkungan kerja yang lama misalnya, katakan saja bahwa lingkungan tersebut kurang membuat Anda nyaman dalam bekerja dan membuat Anda merasa tidak dalam satu tim.Jadi,Anda tak perlu menjelekjelekkan rekan kerja atau atasan Anda lebih lanjut.

3. Anda dianggap tidak potensial dalam jangka panjang

Perusahaan pasti menginginkan karyawan yang bisa mengikuti langkah mereka sekaligus bisa berkembang bersama perusahaan.Karena itulah,jika Anda ditanya akan di mana Anda dalam lima tahun mendatang, maka jawaban Anda harus bisa menunjukkan potensi besar Anda yang bisa digunakan untuk kemajuan perusahaan.

4. Reputasi buruk di dunia maya

Banyak perusahaan yang kini menggunakan social media dan dunia maya untuk mengecek reputasi calon karyawannya di dunia maya. Dalam survei tahun 2009, ditemukan bahwa 45% perusahaan mencari tahu calon pelamar mereka di internet. Sebanyak 35% di antara mereka menemukan cacat reputasi calon karyawannya di internet. Jadi, jika Anda memiliki tulisan, foto, atau link yang bisa merusak reputasi Anda, segera hilangkan hal tersebut dari jejak rekam Anda di internet.

5. Anda tidak tahu apa pun

Dalam survei terpisah pada tahun 2009,58% perusahaan menyatakan bahwa pelamar yang datang di sesi wawancara tapi tak mengetahui riwayat,jejak rekam,atau reputasi perusahaan yang didatanginya, sudah pasti tidak akan dilirik. Karena itulah, sangat penting untuk menguasai segala hal tentang perusahaan yang Anda incar.

6. Anda terlihat sombong atau tidak bersemangat

Antusiasme sangat diperlukan saat sesi wawancara.Sebab,tampil dengan penuh antusiasme diperlukan saat seseorang menghadapi klien atau konsumen.Dalam survei tahun 2009 tercatat bahwa kesalahan terbesar pelamar ialah terlihat tidak tertarik atau tidak bersemangat. Sedangkan 42% mengatakan bahwa pelamar yang terkesan sombong akan kehilangan prospek pekerjaannya.

7. Terlalu pribadi

Sebanyak 17% dari wakil perusahaan yang menjadi responden dengan tegas mengatakan bahwa pelamar yang terlalu banyak menceritakan kehidupan pribadinya tak akan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Intinya, janganlah banyak bercerita,kecuali cerita tersebut memang berhubungan erat dengan pertanyaan yang diajukan atau posisi kerja yang ditawarkan.

8. Terburu-buru soal gaji

Jangan langsung membicarakan gaji sebelum pewawancara membahasnya. Jika Anda melakukannya, merekabisaberanggapanbahwa Andahanya tertarikdengangajinya,bukan dengan pekerjaan atau hal lain seperti membantu dan bekerja sama dengan rekan kerja yang lain. Jika mereka bertanya soal gaji,barulah Andabisamenceritakanriwayatgaji Anda dan meminta jumlah yang lebih tinggi dari sebelumnya.

9. Tidak bisa memberi contoh

Jika Anda hanya mampu mengatakan bahwa Anda akan berkontribusi penuh pada perusahaan tanpa menjelaskan caranya,maka kemampuan Anda akan diragukan. Dalam kenyataannya, 35% perusahaan menegaskan bahwa berbicara terus tanpa memberikan contoh tidak akan mampu menaikkan nilai si pelamar kerja.

10. Tidak cukup berpengalaman

Perusahaan akan lebih menyukai mereka yang berpengalaman daripada yang tidak. Dengan begitu, mereka tidak akan membuang waktu untuk melatih karyawan baru.Jadi,semakin berpengalaman Anda dan semakin Anda mampu menunjukkannya dengan berbagai contoh,maka Anda layak dipertimbangkan sebagai kandidat terbaik. Tentu saja alasan-alasan ini tidaklah baku. Bisa saja ada perusahaan yang lebih menginginkan pelamar yang belum berpengalaman agar bisa dibentuk menjadi karyawan yang sesuai keinginan mereka atau agar tidak mengeluarkan banyak dana untuk menggajinya.

Intinya, begitu banyak alasan mengapa seseorang belum mampu menarik perhatian sebuah perusahaan. Yang paling penting, tingkatkan kemampuan diri dan perilaku agar keinginan menduduki posisi tertentu di sebuah perusahaan bisa tercapai.

(herita endriana/ careerbuilder)