Buat
Saudara yang ikut KuliahOnline di wisatahati.com, dan sudah mengikuti
Kuliah Dasar Tauhid, pembahasan ini sudah ga asing. Juga buat Saudara
yang mengikuti Kuliah 100 Kasus Sedekah, pembahasan ini pun sudah ga
asing. Apalagi buat Saudara yang rajin mengikuti tayangan wisatahati
sejak dari MNC dulu (Nikmatnya Sedekah), hingga sekarang ini, di ANTV.
Insya Allah sudah ga asing lagi dah. Hanya
kali ini, saya buat seri kuliah sedekah untuk social media, baik lewat
Twitter, BB, FB, dan media-media jejaring lainnya. Dan saya masukkan ke
dalam kuliah inspirasi dan motivasi untuk beberapa seri ke depannya. Apa
tujuannya dibuat seri ini? Saya berharap Saudara mau mengajarkan
sedekah ini kepada yang lain. Saudara pahami, dan Saudara ajarkan kepada
yang lain. Juga tentu saja, supaya semakin semangat berbagi, dan paham
seluk beluk sedekah. Ok, kita mulai dari pembahasan paling jadul, he he he. Apa yang Saudara lihat dari matematika di bawah ini?
Bukannya 10 dikurang 2 itu 8? Bukan. Lihat angka-angka di atas. Berapa?
10 dikurang 1 itu 19, dan 10 dikurang 2 itu 28. Koq?
Semakin dikurangi, semakin gede bilangan hasilnya ya? Ya,
sebab itu bukan matematika manusia. Itu Matematika Allah. Matematika
Sedekah. Matematika pertambahan. Sedangkan kalau matematika manusia,
matematikanya matematika pengurangan. Sehingga pertanyaannya ketika kita
bersedekah mengeluarkan harta kita adalah: Tinggal berapa? Bukan jadi
berapa. Dihitungnya sedekah sebagai pengeluaran. Bukan sebagai
investasi. Menurut
matematika manusia, tinggal 9 jika kita memberi 1 dari 10 yang kita
punya. Tapi kalau matematika sedekah, pertanyaannya adalah: Jadi berapa
jika kita sedekah 1 dari 10 yang kita punya? Maka jawabannya: Jadi 19.
Tidak ada itu pengurangan. Yang ada adalah penambahan, pelipatan. Ya,
saya sebut juga matematika pelipatan. Sebab Allah memang memberi
penggantian lebih kepada mereka yang mau bersedekah. 2x lipat, 10x
lipat, 700x lipat, hingga bilangan pelipat yang tak terbatas dari
Allah. Hitung-hitungan
matematika di atas memakai bilangan pengembalian dari Allah 10x lipat
(Baca Qs. 6: 160). Kalau pake bilangan pengali 700x lipat? Jumlahnya
akan wow! Amazing! Luar biasa! 10-1 = 709! (Baca Qs. 2: 261). Lihat tabel berikut ini:
Lihat?
Punya 10, disedekahkan 10-10 nya, malah jadi 7000! Pembahasan ini
ketemu pembahasan menariknya saat membahas sedekkah dan rizki, sedekah
dan gaji, sedekah dan usaha, sedekah dan bisnis. Lihat cuplikan implementasi berikut ya:
Gaji` : Rp. 1.000.000,- Sedekah : Rp. 1.000.000,- Hasil 10x lipat : Rp. 10.000.000,- Hasil 700x lipat : Rp. 700.000.000,-
Tidak salah jika para guru, para orang tua, mengajarkan sedekah. Supaya berlipat-lipat lagi rizki buat kita. Itu belum bicara BONUS++ berupa ampunan Allah, kasih sayang Allah, ridho Allah, surganya Allah. Belum. Ini baru gigi 1. Begitu saya bilang kalo bicara tentang matematika ini. Baru bicara matematika sedekah. Belum
bicara juga konversian balasan sedekah berupa jawaban Allah bagi hajat
dan masalah kita: Anak keturunan, jodoh, keluarga, pekerjaan, karir,
keuangan, kesehatan dan soal-soal lain. Kita
pun belum bicara tentang sedekah dan doa, sedekah dan keikhlasan,
sedekah dan kesabaran, sedekah dan baik sangka, sedekah dan tawakkal,
sedekah dan istiqomah, sedekah dan ibadah, sedekah dan kesehatan,
sedekah dan umur panjang, sedekah dan surga, sedekah dan neraka, sedekah
dan cinta Allah, sedekah dan cinta Rasul. Belum. Baru bicara matematika
dasar sedekah. Matematika dasar pun akan dibahas beberapa seri ke
depan. Insya Allah. Menarik
sekali membahas mengapa sedekah koq ga dibalas? Boleh ga sedekah dengan
mengharapkan sesuatu balasan? Boleh ga sedekah ke orang tua sendiri,
atau ke keluarga sendiri? Boleh ga sedekah sementara kita punya hutang?
Apakah sedekah bisa bener-bener mendatangkan jodoh, anak, pekerjaan,
rumah, mobil? Kapan sedekah bisa cepet dibalas Allah? Kapan sedekah
malah ditolak Allah? Bagaimana sedekah yang benar itu? Gimana pula
memperbesar pahala sedekah? Bisa kah orang miskin bersedekah seperti
orang kaya? Bisakah seorang yang tidak punya, membangun masjid?
Membangun sekolah dan pesantren? Apa yang tidak bisa ditembus dengan
sedekah? Di
buku saya atas izin Allah, Introduction to the miracle (miracle of
giving), pertanyaan-pertanyaan ini saya jawab melalui KuliahOnline. Dan
sekarang saya berbagi dengan Saudara melalui seri Kuliah Inspirasi dan
Motivasi Wisatahati. Mudah-mudahan dapat izin dan ridha-Nya. Oh
ya, mulai seri ke-3 nanti, atau pembahasan matematika dasar sedekah 2
dst., seri ini saya tulis saban minggu malam saja ya. Saban minggu malam
jam 20.00, insya Allah Saudara bisa mendownload tulisan ini atau
sekedar berbagi dengan yang lain. Sampe ketemu di pembahasan berikutnya. Untuk
yang mau ikut pembahasan bismillaah dan a’uudzu billaah, sampe ketemu
di Pesantren Daarul Qur’an. infonya, silahkan baca ulang tulisan
sebelumnya, yang judulnya: Ada yang ga suka sama saya. Ada di sana. Makasih ya.
Screenshoot Trik Membuat Screenshoot Android tanpa AplikasiDi pagi yang cerah ini saya akan berbagi mengenai trik untuk membuat Screenshoot atau dalam komputer yang biasa disebut dengan printscreen. Trik yang saya gunakan ini tidak perlu menggunakan aplikasi apapun untuk melakukannya.
Screenshoot merupakan hal yang sangat penting bagi saya mengingat saya sering posting hal – hal yang berkaitan dengan ponsel berbasis Android. Trik ini sudah saya coba pada Samsung Galaxy Fit kesayangan saya, dan menurut perkiraan saya cara ini juga bisa dilakukan pada ponsel Android lainnya seperti Samsung Galaxy Mini dan Samsung Galaxy Ace juga tentunya.
Android1 300x300 Trik Membuat Screenshoot Android tanpa Aplikasi
Membuat Screenshoot tanpa Aplikasi :
Yang pertama harus anda lakukan adalah memilih desktop manakah dari ponsel Android anda yang ingin dibuat screenshootnya.
Selanjutnya tekan tombol Back pada ponsel anda kemudian tekan tombol Home dan jika muncul pop up seperti ini “Screen captured. Saved as imae file” artinya Screenshoot yang anda buat sudah berhasil.
Silahkan cek pada Galeri anda di folder ScreenCapture.
Jika tidak muncul, silahkan bisa langsung di cek pada File Manager anda pada direktori ScreenCapture.
Selesai.
Trik Membuat Screenshoot Android tanpa Aplikasi
Bagaimana? Sangat mudah bukan cara membuat Screenshoot pada Android? Bagi anda yang sudah terbiasa mengunakan ponsel Android pasti dapat dengan mudah melakukannya. Dan jika bagi anda yang masih kebingungan ataupun kurang jelas dengan langkah – langkah yang saya jelaskan di atas bisa meninggalkan komentar pada form komentar yang sudah disediakan.
Sampai disini dulu postingan saya mengenai Trik Membuat Screenshoot Android tanpa Aplikasi, dan semoga artikel kali ini bisa bermanfaat untuk kita semua.
Android Gingerbread 253x300 Cara Mudah Root GIngerbread Samsung Galaxy (Mini, Fit, Ace)Gingerbread merupakan OS Android yang sudah tidak asing lagi bagi para Androiders. Sebenarnya OS ini sudah lumayan lama, dan mungkin baru sempat kali ini saya share mengenai hal ini. Pada kesempatan kali ini saya bukan posting mengenai cara upgrade Froyo ke Gingerbread, namun saya akan berbagi mengenai Cara Mudah Root Gingerbread (Mini, Fit, Ace). Android 300x150 Cara Mudah Root GIngerbread Samsung Galaxy (Mini, Fit, Ace)
Mungkin cara root dengan menggunakan SuperOneClick sudah tidak mempan lagi untuk rooting si roti jahe ini. Sebenarnya caranya cukup mudah, kita hanya tinggal download, masukkan ke sd card kemudian masuk recovery mode dan appli melalui sd card. Namun jika anda masih bingung, silahkan ikuti langkah – langkah di bawah ini : Cara Root Gingerbread dengan Mudah :
Download terlebih dahulu filenya disini. Kemudian setelah anda download, masukkan ke sd card. Dalam hal ini anda jangan memasukkan ke dalam folder – folder. Cukup hanya diluar saja. Matikan handphone Android anda. Kemudian masuk ke recovery dengan cara tekan tombol Home dan Power secara bersamaan. Setelah itu, pilih opsion apply from sd card. Untuk memnidahkan cursor anda tidak bisa menggunakan layar sentuh, gunakan tombol volume up/ down. Kemudian pilih file yang sudah anda masukkan ke sd card tadi. Reboot, selesai.
Cara Mudah Root Gingerbread (Mini, Fit, Ace)
Nah, bagaimana? Cukup mudah bukan? Saya rasa anda yang sudah biasa oprek – oprek ponsel Android akan lebih mudah melakukannya. Sekian posting saya kali ini mengenai Cara Mudah Root GIngerbread (Mini, Fit, Ace), semoga artikel saya kali ini bisa bermanfaat.
Note : Cara ini sudah saya buktikan pada ponsel Samsung Galaxy Fit, dan 100% work.
Mungkin cara root dengan menggunakan SuperOneClick sudah tidak mempan lagi untuk rooting si roti jahe ini. Sebenarnya caranya cukup mudah, kita hanya tinggal download, masukkan ke sd card kemudian masuk recovery mode dan appli melalui sd card. Namun jika anda masih bingung, silahkan ikuti langkah – langkah di bawah ini : Cara Root Gingerbread dengan Mudah :
Download terlebih dahulu filenya disini. Kemudian setelah anda download, masukkan ke sd card. Dalam hal ini anda jangan memasukkan ke dalam folder – folder. Cukup hanya diluar saja. Matikan handphone Android anda. Kemudian masuk ke recovery dengan cara tekan tombol Home dan Power secara bersamaan. Setelah itu, pilih opsion apply from sd card. Untuk memnidahkan cursor anda tidak bisa menggunakan layar sentuh, gunakan tombol volume up/ down. Kemudian pilih file yang sudah anda masukkan ke sd card tadi. Reboot, selesai.
Cara Mudah Root Gingerbread (Mini, Fit, Ace)
Nah, bagaimana? Cukup mudah bukan? Saya rasa anda yang sudah biasa oprek – oprek ponsel Android akan lebih mudah melakukannya. Sekian posting saya kali ini mengenai Cara Mudah Root GIngerbread (Mini, Fit, Ace), semoga artikel saya kali ini bisa bermanfaat.
Note : Cara ini sudah saya buktikan pada ponsel Samsung Galaxy Fit, dan 100% work.
LogoSnap.com merupakan salah satu situs yang menyediakan layanan untuk membuat logo secara gratis. Salah satu keunggulan dari situs ini adalah mereka sudah menyediakan ratusan symbol untuk logo. Selain itu Anda juga dapat dengan leluasa untuk mengatur tampilan dari logo yang Anda buat.
Untuk membuat logo di LogoSnap.com caranya adalah sebagai berikut:
1. Kunjugi situs ini. Walaupun layanan ini gratis, tapi Anda diharuskan untuk membuat account terlebih dahulu supaya Anda dapat mendownload logo yang telah Anda buat.
2. Jika Anda sudah membuat account, maka Anda bisa segera memulai untuk membuat logo dengan membuka halaman ini.
3. Pilih tema dari logo Anda. Ada 48 jenis tema yang bisa Anda pilih, misalnya art + photography, music, internet + technology, dll.
4. Selanjutnya pilih symbol yang Anda inginkan. Di sini ada ratusan jenis symbol yang bisa Anda pilih.
5. Langkah terakhir adalah mengatur bentuk logo Anda. Anda bisa mengatur jenis dan warna font, mengatur tata letak, dan sebagainya.
5. Kalau sudah seleai, Anda bisa mendownload logo yang telah Anda buat.
SMS atau Short Message Service merupakan salah satu layanan yang paling populer yang disediakan oleh provider telepon seluler. Dengan layanan tersebut kirim atau tanya kabar teman atau saudara jadi jauh lebih mudah.
Saat ini biaya untuk kirim sms sudah cukup murah, bahkan beberapa provider memberikannya secara gratis (dengan syarat tertentu).
Jika provider telepon seluler yang Anda gunakan belum menyediakan layanan kirim sms secara gratis atau Anda ingin kirim sms tanpa harus mengurangi pulsa Anda, Anda bisa mencoba layanan mengirim sms secara gratis lewat internet yang disediakan oleh beberapa situs.
Berikut ini adalah tiga situs yang menyediakan layanan untuk kirim sms gratis lewat internet:
dakwatuna.com - “Aku benar-benar melihat malaikat sedang memandikan Hanzhalah di antara langit dan bumi dengan air dari awan dalam sebuah tempat besar terbuat dari perak.” Sahabat Urwah ra menegaskan kesaksiannya tentang kesyahidan Hanzhalah di perang Uhud.
Mekkah menggelegak terbakar kebencian terhadap orang-orang Muslim karena kekalahan mereka di Perang Badar dan terbunuhnya sekian banyak pemimpin dan bangsawan mereka saat itu. Hati mereka membara dibakar keinginan untuk menuntut balas. Bahkan karenanya Quraisy melarang semua penduduk Mekah meratapi para korban di Badar dan tidak perlu terburu-buru menebus para tawanan, agar orang-orang Muslim tidak merasa di atas angin karena tahu kegundahan dan kesedihan hati mereka.
Hingga tibalah saatnya Perang Uhud. Di antara pahlawan perang yang bertempur tanpa mengenal rasa takut pada waktu itu adalah Hanzhalah bin Abu Amir. Nama lengkapnya Hanzhalah bin Abu ‘Amir bin Shaifi bin Malik bin Umayyah bin Dhabi’ah bin Zaid bin Uaf bin Amru bin Auf bin Malik al-Aus al-Anshory al-Ausy. Pada masa jahiliyah ayahnya dikenal sebagai seorang pendeta, namanya Amru.
Suatu hari ayahnya ditanya mengenai kedatangan Nabi dan sifatnya hingga ketika datang, orang-orang dengan mudahnya dapat mengenalnya. Ayahnya pun menyebutkan apa yang ditanyakan. Bahkan secara terang-terangan dirinya akan beriman dengan kenabian itu. Ketika Allah turunkan Islam di jazirah Arab untuk menuntun jalan kebenaran melalui nabi terakhir. Justru dirinya mengingkarinya. Bahkan dirinya hasud dengan kenabian Muhammad. Tak lama kemudian Allah bukakan hati anaknya, Hanzhalah untuk menerima kebenaran yang dibawa Rasulullah. Sejak itulah jiwa dan raganya untuk perjuangan Islam.
Kebencian ayahnya terhadap Rasulullah membuat darahnya naik turun. Bahkan meminta izin Rasulullah untuk membunuhnya. Tapi Rasulullah tidak mengizinkan. Sejak itulah keyakinan akan kebenaran ajaran Islam semakin menancap di relung hatinya. Seluruh waktunya digunakan untuk menimba ilmu dari Rasulullah.
Di tengah kesibukkannya mengikuti da’wah Rasulullah yang penuh dinamika, tak terasa usia telah menghantarkannya untuk memasuki fase kehidupan berumah tangga. Disamping untuk melakukan regenerasi, tentu ada nikmat karunia Allah yang tak mungkin terlewatkan.
Hanzhalah menikahi Jamilah binti Abdullah bin Ubay bin Salul, anak sahabat bapaknya. Mertuanya itu dikenal sebagai tokoh munafik, menyembunyikan kekafiran dan menampakkan keimanan. Dia berpura-pura membela Nabi saw dalam Perang Uhud; namun ketika rombongan pasukan muslim bergerak ke medan laga, ia menarik diri bersama orang-orangnya, kembali ke Madinah.
Sementara itu Madinah dalam keadaan siaga penuh. Kaum muslimin sudah mencium gelagat dan gerak-gerik rencana penyerangan oleh pasukan Abu Shufyan. Situasi Madinah sangat genting.
Namun walau dalam situasi seperti itu, Hanzhalah dengan tenang hati dan penuh keyakinan akan melangsungkan pernikahannya. Sungguh tindakannya itu merupakan gambaran sosok yang senantiassa tenang menghadapi berbagai macam keadaan.
Hanzhalah menikahi Jamilah, sang kekasih, pada suatu malam yang paginya akan berlangsung peperangan di Uhud. Ia meminta izin kepada Nabi saw untuk bermalam bersama istrinya. Ia tidak tahu persis apakah itu pertemuan atau perpisahan. Nabi pun mengizinkannya bermalam bersama istri yang baru saja dinikahinya.
Mereka memang baru saja menjalin sebuah ikatan. Memadu segala rasa dari dua lautan jiwa. Berjanji, menjaga bahtera tak akan karam walau kelak badai garang menghadang. Kini, dunia seakan menjadi milik berdua. Malam pertama yang selalu panjang bagi setiap mempelai dilalui dengan penuh mesra. Tak diharapkannya pagi segera menjelang. Segala gemuruh hasrat tertumpah. Sebab, sesuatu yang haram telah menjadi halal.
Langit begitu mempesona. Kerlip gemintang bagaikan menggoda rembulan yang sedang kasmaran. Keheningannya menjamu temaramnya rembulan, diukirnya do’a-do’a dengan goresan harapan, khusyu’, berharap regukan kasih sayang dari Sang Pemilik Cinta. Hingga tubuh penat itupun bangkit, menatap belahan jiwa dengan tatapan cinta. Hingga, sepasang manusia itu semakin dimabuk kepayang.
Indah…
Sungguh sebuah episode yang teramat indah untuk dilewatkan. Namun disaat sang pengantin asyik terbuai wanginya aroma asmara, seruan jihad berkumandang dan menghampiri gendang telinganya.
“Hayya ‘alal jihad… hayya ‘alal jihad…!!!”
Pemuda yang belum lama menikmati indahnya malam pertama itu tersentak. Jiwanya sontak terbakar karena ghirah. Suara itu terdengar sangat tajam menusuk telinganya dan terasa menghunjam dalam di dadanya. Suara itu seolah-olah irama surgawi yang lama dinanti. Hanzalah harus mengeluarkan keputusan dengan cepat. Bersama dengan hembusan angin fajar pertama, Hanzhalah pun segera melepaskan pelukan diri dari sang istri.
Dia segera menghambur keluar, dia tidak menunda lagi keberangkatannya, supaya ia bisa mandi terlebih dahulu. Istrinya meneguhkan tekadnya untuk keluar menyambut seruan jihad sambil memohon kepada Allah agar suaminya diberi anugerah salah satu dari dua kebaikan, menang atau mati syahid,
Dia berangkat diiringi deraian air mata kekasih yang dicintainya. Ia berangkat dengan kerinduan mengisi relung hatinya. Kerinduan saat-saat pertama yang sebelumnya sangat dinantikannya, saat mereka berdua terikat dalam jalinan suci. Namun semua itu berlalu bagaikan mimpi. Hanzalahpun akhirnya berangkat menuju medan laga untuk memenangkan cinta yang lebih besar atas segalanya. Bahkan untuk meraih kemenangan atas dirinya sendiri.
Kenikmatan yang bagai tuangan anggur memabukkan tak akan membuatnya terlena. Sehingga, iringan do’alah yang mengantar kepergiannya ke medan jihad. Dia bergegas mengambil peralatan perang yang memang telah lama dipersiapkan. Baju perang membalut badan, sebilah pedang terselip dipinggang. Siap bergabung dengan pasukan yang dipimpin Rasulullah saw.
Berperang bersama Hamzah, Abu Dujanah, Zubayr, Muhajirin dan Anshar yang terus berperang dengan yel-yel, seolah tak ada lagi yang bisa menahan mereka. Bulu-bulu putih pakaian Ali, surban merah Abu Dujanah, surban kuning Zubayr, surban hijau Hubab, melambai-lambai bagaikan bendera kemenangan, memberi kekuatan bagi barisan di belakangnya.
Tubuh Hanzhalah yang perkasa serta merta langsung berada di atas punggung kuda. Sambil membenahi posisinya di punggung kuda, tali kekang ditarik dan kuda melesat secepat kilat menuju barisan perang yang tengah bekecamuk. Tangannya yang kekar memainkan pedang dengan gerakan menebas dan menghentak, menimbulkan efek bak hempasan angin puting beliung.
Musuh datang bergulung. Merimbas-rimbas. Tak gentar, ia justru merangsek ke depan. Menyibak. Menerjang kecamuk perang. Nafasnya tersengal. Torehan luka di badan sudah tak terbilang. Tujuan utama ingin berhadapan dengan komandan pasukan lawan. Serang! Musuhpun bergelimpangan.
Takbir bersahut-sahutan. Lantang membahana bagai halilintar. Berdentam. Mendesak-desak ke segenap penjuru langit. Hanzhalah terus melabrak. Terjangannya dahsyat laksana badai. Pedangnya berkelebat. Suaranya melenting-lenting. Kilap mengintai. Deras menebas. Berkali-kali orang Quraisy yang masih berkutat dalam lembah jahiliyah itu mati terbunuh di tangannya.
Sementara itu, dari kejauhan Abu Sufyan melihat lelaki yang gesit itu. Dia
ingin sekali mendekat dan membunuhnya, tetapi nyalinya belum juga cukup
untuk membalaskan dendam kepada pembunuh anaknya di perang Badar itu. Situasi berbalik, kali ini giliran Hanzhalah mendekati Abu Sufyan ketika teman-temannya justru melarikan diri ketakutan. Abu Sufyan terpaksa melayaninya dalam duel satu lawan satu. Abu Sufyan terjatuh dari kudanya. Wajahnya pucat, ketakutan.
Pedang Hanzhalah yang berkilauan siap merobek lehernya. Dalam hitungan detik, nyawanya akan melayang. Tapi, dalam suasana genting itu, Abu Sufyan berteriak minta tolong, “Hai orang-orang Quraisy, tolong aku.”
Namun, untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Syadad bin Al-Aswad yang memang sudah disiagakan untuk menghabisi Hanzhalah, behasil menelikung gerakan hanzhalah dan menebas tengkuknya dari belakang. Tubuh yang gagah dan tegap itu jatuh berdebum ke tanah, boom!!! Para sahabat yang berada di sekitar dirinya mencoba untuk memberi pertolongan, namun langkah mereka terhenti.
Lantas orang-orang Quraisy di sekitarnya tanpa ampun mengayunkan pedangnya kepada Hanzhalah, dari kiri, kanan, dan belakang, sehingga Hanzhalah tersungkur. Dalam kondisi yang sudah parah, darah mengalir begitu deras dari tubuhnya, ia masih dihujani dengan lemparan tombak dari berbagai penjuru.
Tak lama kecamuk perang surut. Sepi memagut. Mendekap perih di banyak potongan tubuh yang tercerabut. Ia syahid di medan Uhud. Di sebuah gundukan tanah yang tampak masih basah, jasadnya terbujur.
Semburat cahaya terang dari langit membungkus jenazah Hanzhalah dan mengangkatnya ke angkasa setinggi rata-rata air mata memandang. Juga tejadi hujan lokal dan tubuhnya terbolak-balik seperti ada sesuatu yang hendak diratakan oleh air ke sekujur tubuh Hanzhalah. Bayang-bayang putih juga berkelebat mengiringi tetesan air hujan. Hujan mereda, cahaya terang padam diiringi kepergian bayang-bayang putih ke langit dan tubuh Hanzhalah kembali terjatuh dengan perlahan.
Subhanallah! Padahal sedari tadi hujan tak pernah turun mengguyur, setetes-pun. Para sahabat yang menyaksikan tak urung heran. Para sahabat kemudian membawa jenazah yang basah kuyup itu ke hadapan Rasulullah saw dan menceritakan tentang peristiwa yang mereka saksikan. Rasulullah meminta agar seseorang segera memanggil istri Hanzhalah.
Begitu wanita yang dimaksud tiba di hadapan Rasul, beliau menceritakan begini dan begini tentang Hanzhalah dan bertanya: “Apa yang telah dilakukan Hanzhalah sebelum kepergiannya ke medan perang?”
Wanita itu tertunduk. Rona pipinya memerah, dengan senyum tipis ia berkata: “Hanzhalah pergi dalam keadaan junub dan belum sempat mandi ya Rasulullah!”
Rasulullah kemudian berkata kepada yang hadir. “Ketahuilah oleh kalian. Bahwasannya jenazah Hanzhalah telah dimandikan oleh para malaikat. Bayang-bayang putih itu adalah istri-istrinya dari kalangan bidadari yang datang menjemputnya.”
Dengan malu-malu mereka (para bidadari) berkata; “Wahai Hanzhalah, wahai suami kami. Lama kami telah menunggu pertemuan ini. Mari kita keperaduan.”
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih?. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar.” (QS 61:10-12).
Sumber dari ‘Yas’alunaka Fiddiini wal Hayaah’ yang diterjemahkan menjadi “Dialog Islam” karya Dr. Ahmad Asy-Syarbaasyi (dosen Universitas Al-Azhar, Cairo), Penerbit Zikir, Surabaya, 1997, cetakan pertama