Jumat, 04 Juni 2010

Saya marah Sekali (threshold pattern) by Hingdrata Nikolay

Seorang karyawan bangun terlambat Senin pagi. Saat terburu-buru, baju kantornya tertumpah kopi paginya. Ia harus mengganti rencana pakaiannya. Terburu-buru, ia menemukan kemudian bahwa bus yang ia biasa tumpangi tidak muncul-muncul dalam 30 menit. Setelah bus tiba, ia menemukan bahwa bus penuh dan ia harus berdesakan. Jalanan macet. Sampai di kantor, ia terlambat 2 jam dan kehilangan tunjangan hariannya hari itu. Ia perhatikan bahwa bajunya berkeringat dan berbau tidak sedap. Ia baru sadar bahwa ia lupa memakai deodorant.

Siangnya, ia menemukan ada laporan yang harus ia buat, dan ada bagian yang lalai sehingga ia tidak dapat membuat laporannya tepat waktu. Ia pun mengamuk pada rekan kerjanya tersebut. Sore itu, selepas pulang kantor, ia mampir ke ATM di dekat rumah dan menemukan bahwa ATM tersebut tidak berfungsi, padahal ia butuh uangnya. Sampai kembali di rumah, sebuah kelakuan ringan saudaranya yang sebetulnya setiap hari sudah biasa seperti, membuatnya mengamuk!

===============



Pagi itu, hari libur, suasana tenang di ruang tamu. Ada seorang Ibu dan anaknya yang berusia 8 tahun di situ. Bel pintu berbunyi, sang anak merespon spontan, bergerak cepat berlari ke pintu. Ia menyenggol sebuah gelas di meja dan minuman tertumpah. Sang Ibu dengan kesal menegur sang anak untuk berhati-hati.

Beberapa menit kemudian, suasana tenang kembali. Tiba-tiba sang anak dipanggil oleh sang ayah. Kembali lagi, sebuah gerakan spontan dan cepat sang anak, membuatnya kembali menyenggol sebuah mangkuk sup di meja makan, dan supnya tertumpah ke taplak meja. Sang Ibu kali ini mulai marah, sedikit membentak sambil setengah memukul, dan berseru agar anak itu berhati-hati.

Siangnya, sang anak makan siang dan seperti biasa ia makan dengan sedikit berantakan. Tapi kali ini, tidak seperti biasa sang ibu mengamuk saat melihat sang anak makannya berantakan.

Sorenya, sang anak membuat kesalahan kecil saat mengerjakan pekerjaan rumah. Ia tidak mengerjakannya dengan rapi, dan sang Ibu benar-benar marah kali ini, dan berteriak dalam frustrasinya!

===============



Dua kisah di atas adalah contoh yang disebut sebagai THRESHOLD PATTERN.
Sebuah titik ledak setelah akumulasi dari beberapa kejadian-kejadian sebelumnya. Ini sebuah pola umum, yang bukan tidak bisa berada dalam kontrol atau kendali kita.

Ini erat hubungannya dengan pola perilaku kita yang menghubung-hubungkan berbagai kejadian dan mencari pola yang mirip untuk memuaskan emosi kita. Dalam keanehan tersendiri, ada kenikmatan dalam mengumpulkan berbagai emosi kecil ini.

Padahal, setiap kejadian tersebut terpisah dan tidak ada hubungan langsung. Tidak mampunya rekan kerja sang karyawan menyediakan data untuk ia membuat laporan tidak ada hubungannya dengan kenyataan bahwa ia terlambat bangun. Perilaku saudaranya yang dianggapnya menjengkelkan tidak ada hubungannya dengan rusaknya ATM. Demikian pula, tumpahnya sup di meja makan oleh sang anak tidak ada hubungannya dengan pola makan harian sang anak. Kesalahan kecil sang anak saat mengerjakan PR tidak ada hubungannya dengan ia menyenggol gelas paginya.

Tapi, lucunya, semuanya dikumpulkan, dijumlahkan, lalu diledakkan bersama! Dengan pola ini, kebencian mudah sekali terpancing. Ini hampir sama dengan saat kita bertengkar dengan seseorang kita mengumpulkan berbagai memori jelek dengan orang tersebut, kita putarkan kembali semuanya di kepala kita, kita jumlahkan dari kejadian ke kejadian, plus kejadian sekarang. Dengan pola ini, ledakan emosi tidak akan tertahankan! Sang karyawan tidak meledak karena perilaku saudaranya. Ia meledak karena ia membiarkan dirinya mengumpulkan dan mengakumulasi setiap kejadian yang ia persepsikan sebagai buruk tersebut. Sang ibu tidak meledak karena apa yang dilakukan anaknya dengan PR-nya. Ini terjadi karena ia menghubungkan berbagai kejadian sepanjang hari dan menjumlahkan semuanya menjadi niat, tujuan, bahkan jati diri sang anak.



Nah, sebetulnya dengan pola yang sama, kebahagiaan atau rasa sayang mudah sekali distimulasi pula. Ini seperti saat kita hendak marah, kita memanggil kembali memori terbaik kita bersama orang tersebut. Kita putarkan kembali semua memori terbaik di kepala kita, sehingga sebuah kejadian buruk yang saat ini kita hadapi tidak sampai meledak, dan lenyap ditelan berbagai memori terbaik. Ini sama saja saat satu kejadian baik di pagi hari, dijumlahkan dengan berbagai kejadian menggembirakan siang dan sorenya, walaupun kecil, lalu diledakkan sebagai hari yang membahagiakan.

Tentu saja, tidak semua hal yang terjadi di sekitar kita di bawah kendali langsung kita. Bedanya, kita punya kontrol pada bagaimana berbagai kejadian atau situasi ini disusun, diproses, dan dimaknakan di otak kita. Kecerdasan emosional bisa sesederhana mengelola dan menyusun berbagai kejadian dan situasi dalam pikiran kita.



Sekarang, saat Anda tahu pola THRESHOLD ini, ingat bahwa kalau Anda kumpulkan berbagai memori, hubung-hubungkan, akumulasikan, Anda sendiri yang MEMILIH meledakkan emosi tersebut. Kalau memori buruk yang Anda kumpulkan, ledakan emosi negatif tidak terhindarkan. Ini bisa saja bermanfaat, misalnya, saat anda kumpulkan berbagai memori ketidakenakan dalam hidup Anda, lalu membuat Anda meledak karena muak dengan hidup menderita sehingga Anda bisa termotivasi. Tapi kalau ini sampai merugikan hari Anda, menyakiti orang-orang yang Anda sayangi, mensabotase keberhasilan Anda, dll., maka sudah tidak bermanfaat lagi! Kalau dari kekesalan pada sebuah perilaku seseorang menjelma menjadi kebencian, maka Anda tahu, bahwa Anda sedang menuju atau berada di THRESHOLD atau titik balik ledak Anda! Ini yang membuat 'kekesalan Anda pada perilaku seseorang' menjelma menjadi 'kebencian pada orangnya', bahkan termasuk pada orang-orang yang Anda kasihi.

Ini soal PILIHAN. Memang ada kenikmatan tersembunyi di balik menyusun dan mengakumulasi emosi buruk, ini termasuk mengumpulkan marah atau bahkan menjadi pesimis, merasa menjadi korban, dll.

Kembali ini soal PILIHAN.





== Ingat, ini bukan soal benar atau salah, tetapi lebih kepada apakah pola ledak Anda bermanfaat atau tidak.==

Tidak ada komentar: