Jumat, 14 Mei 2010

Memahami Perasaan Anak akan Membantu Mereka Untuk Mengerti Perasaan Mereka


Anak-anak mengetahui kesamaan fisik mereka dengan melihat bayangan diri mereka di depan cermin. Mereka belajar tentang kemiripan emosi mereka dengan mendengarkan perasaan mereka sendiri. Fungsi cermin adalah untuk merefleksikan suatu citra sebagaimana aslinya, tanpa rayuan/kecurangan. Kita tidak menginginkan cermin yang kita pakai memberi tahu kita, ”Kamu kelihatan jelek sekali. Mata kamu nampak merah dan wajahmu bengkak. Semuanya kelihatan berantakan. Sebaiknya kamu melakukan sesuatu untuk mempercantik dirimu.” setelah beberapa kali berhadapan dengan cermin ajaib seperti ini, mungkin kita akan segera menghindarinya seperti wabah penyakit. Dari cermin itu kita menginginkan penampakan suatu citra, bukan khotbah. Barangkali kita tidak menyukai citra yang kita lihat, namun demi kepentingan diri kita sendiri, sebaiknya kita memutuskan langkah kosmetik yang harus kita lakukan selanjutnya.

Demikian pula, fungsi cermin emosi adalah untuk merefleksikan perasaan kita yang sebenarnya, tanpa penyimpangan sedikit pun :
”Kelihatannya kamu seperti sedang marah.”
”Nampaknya kamu sangat membenci dirinya.”
”Agaknya kamu merasa kecewa dengan kejadian itu.”

Bagi seorang anak yang mempunyai perasaan seperti itu, pernyataan ini sangat membantu. Semuanya memperlihatkan dengan jelas apa yang sedang dirasakannya. Sebagai orang dewasa, kita tentu pernah merasa sakit hati, marah, takut, bingung atau sedih. Pada saat emosi kita memuncak, kita akan merasa terhibur dan tertolong dengan kehadiran seseorang yang mau mendengarkan dan mengerti perasaan kita. Begitu juga dengan seorang anak yang merasa kecewa, takut, bingung, atau sedih, secara alamiah kita lebih cenderung menghakiminya dan memberikan nasehat. Tindakan seperti ini akan memberikan pesan yang jelas, jika tidak diwaspadai : ”Kamu adalah anak yang bodoh. Karena itu, kamu tidak mengetahui apa yang harus kamu perbuat.” Di atas penderitaan yang dialaminya kita telah menambahkan beban penderitaan yang baru.

Ada cara yang lebih baik untuk mengatasi masalah ini. Ketika kita menawarkan waktu dan kasih sayang kita untuk memahami seorang anak, kita mengirimkan pesan yang sangat berbeda : ”Dirimu sangat penting bagi kami. Kami ingin memahami perasaanmu.” Di balik pesan yang vital ini terdapat usaha untuk menenangkan diri kembali :

Tidak ada komentar: